Total Tayangan Halaman

Rabu, 17 Agustus 2011

BAB PENGANTAR

  BAB PENGANTAR       

          Saat aku membaca Laskar Pelangi, aku ingin menjadi lintang. Saat membaca Sang Pemimpi aku ingin, aku ingin menjadi Andrea, Arai, maupun Jimron. Saat membaca Edensor, kuingin secerdik Arai, setegar Ikal. Saat membaca Maryamah Karpov, aku ingin menjadi Ikal, membuat perahu menyelamatkan Aling, dari Batuan. Aku ingin merasakan apa yang mereka rasakan.

          Saat aku menonton Ratatouille, aku bahkan ingin menjadi tikus hebat yang pandai memasak. Saat menontonWall-E, kuingim menjadi Wall-E menjangkau semseta. Bertemu robot-robot lucu nan unik. Saat menonton RIO, aku ingim menjada macaw biru langka cantik, terbang bebas di langit. Saat menonton Alvin and the Chipmunk, aku ingin menjadi Alvin, dengan suara lucunya menyanyi dengan hebatnya. Aku ingin menjadi Tokoh Animasi.
         
          Saat aku menonton film aksi imajinatif. seperti Ironman aku ingin menjadi Tony Stark. Jika menonton Harry Potter aku ingin bisa tangkas menyihir seperti Harry, Harmione, ataupu Ron. Aku ingin bisa mengeluarkan Expecto Patronum.

              Tapi disamping itu semua, aku lebih sering menyukai film-film bergenre "Fakta menjadi Fiksi" atau dalam bahasa Inggrisnya "Fact to Fict". Aku selalu menyukai penampilan Nicholas Cage memainkan Benjamin Franklin Gates. Aku selalu menyukai Gates menemukan Charlottes. mencari kode di balik layar berdebu naskah deklarasi kemerdekaan. Aku selalu suka saat Gates memecahkan symbolon maupun frasa-frasa yang ada. Aku ingin menjadi Ben Gates. Ingin mencari sesuatu yang Terpendam.

Fact to Fict

         Setelah lama menonton puas National Treasure yang pertama, maupun yang kedua: book of secret. Akupun mulai membaca, The Lost Symbol-nya Dan Brown. Pada saat itu aku juga ingin menjadi Robert Langdon. melusuri ruang terdalam The Capitol, merasakan kesenyapannya. lalu menemukan semua batu ukir. dan menggunakan frasa-frasa untuk memcahkan suatu kode. symbol-symbolon dan oder eigth franklin square. Aku ingim menjadi Langdon, ingin memecahkan symbolon terukir, tegang dikejer-kejar FBI dan CIA.

Fact to Fict

         Dan Pada ujungnya aku membaca, Sequel kedua. dari Sequel ketiga the Lost Symbol. Aku pertamanya mencoba membaca sequel ketiganya. Karena tergila-gila akan kode-kode. Aku pun mencoba membaca The Da Vinci Code-nya Dan Brown lagi. sekali lagi aku ingin menjadi Langdon. mengungkap pembunuhan kurator Lourve. melihat pesan terakhirnya. O, Draconian Devil! Oh, Lame Saint! yang ternyata diubahnya dengan anagram-anagram yang sulit untuk diperhitangkan. Kata-kata satanis berubah menjadi : Leonardo Da Vinci, The Mona Lisa. Aku ingin merasa tegang dengan kejar-kejaran melawan DCPJ, Polisi Judisial Prancis. Aku ingin melindungi frasa-frasa didalam Batu Kunci. Aku ingin bertemu Sophie Neveu. Aku ingin merasakan pecahnya code-code. Aku ingin menjadi Robert Langdon.

Sekali lagi, Fact to Fict

          Aku mulai berpikir bahwa itu tidak mungkin. itu mustahil. Aku bukan Rattatouile, Aku bukan Alvin. Aku bukan Lintang maupun Ikal. Tidak pun Arai. Dan setelah dipikir Habis aku tidak akan pernah menjadi tokoh fiktif Robert Langdon, maupun Ben Gates. tidak kapan pun. Aku tak akan menjadi maupun menjalani kehidupan di Novel Dan, maupun permainan Cage.

          Aku mulai berfikir. mereka semua pengarangnya maupun sutradaranya mau berfikir untuk membuat sebuah cerita tegang yang menarik. Lalu Aku membulatkan tekadku untuk mebuat kisahku sendiri. Kalau mereka bisa membuat cerita yang sangat menarik mengapa Aku tidak? Aku akan membuat Novel yang hebat.

Dan itu adalah awal aku membuat sebuah Novel-elektronik ini. Aku yakin aku bisa. Aku akan membuat kisah yang HEBAT. Fact to Fict.

by : Ismail Azizi      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar